Pengakuan keindahan

Nama : Risa Apriani
Prodi  : MPI
NIM.  : 1920.04.013
Mata Kuliah : Bahasa Arab Kependidikan
Dosen Pengampu : Bapak. Muzhir Ihsan, M. Pd
                     
    Tugas resume bahasa arab kependidikan

                               الاعت ـ راف بالجميل    
                            Pengakuan keindahan


Sebuah kejujuran dan Memaafkan

A.Jujur

    Jujur, dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah ash shidqu atau shiddiq, memiliki arti nyata atau berkata benar. Artinya, kejujuran merupakan bentuk kesesuaian antara ucapan dan perbuatan atau antara informasi dan kenyataan. Lebih jauh lagi, kejujuran berarti bebas dari kecurangan, mengikuti aturan yang berlaku dan kelurusan hati.  Kata jujur itu adalah kata sifat, yang mana seseorang akan melakukan sifat jujur secara konsisten, jika terbiasa  dan menjadi sebuah kebiasaan fan karakter,begitu pula sebaliknya orang akan sulit untk jujur kalo tdk terbiasa dan menjadi karakter dirinya sendiri, contoh jseseorang yg terbiasa makan d tempat nasi uduk memakan gorengan 5 dan mengaku 2 akan sulit dia merubah kebiasaan kalo yang dilakukan sudah menjadi kebiasaan.
Hadits nabi membawa pesan nabi salallohu alaihi wasalam tentang kejujuran adalah:

عليكم بصدق٫ فإنما الصدق يهدى إلى بّر٫ إنّ برّ يهدى إلى الجنّة٫ وإنّ كذب يهدى فجور فإنّ فجور يهدى إلي النار
[رواه متفقٌ عليه]

Artinya :
Selalulah kamu jujur, karena sesungguhnya jujur itu mengantarkan kamu pada kebaikan dan kebaikan itu sesungguhnya mengantarkan pada surga. Sedangkan dusta akan mengantarkan pada keburukan dan dosa, dan sesungguhnya dosa itu akan mengantarkan pada neraka. [Hadits: Mutafaqun Alaih].

1.  Jujur kepada Allah SWT

  Perilaku jujur yang berkaitan jujur kepada Allah SWT yaitu melakukan perbuatan ibadah yang ikhlas kepada Allah tanpa ada unsur riya,semua perbuatan yang kita lakukan semata-mata hanya untuk Allah untuk mencapai keridhoaannya, selanjutnya melakukan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya, dan salah satu sikap kita berkata jujur tanpa berdusta itu udah termasuk jujur kepada Allah.

2. Jujur kepada diri sendiri

      Jujur kepada diri sendiri yaitu menghilangkan segala bentuk penolakan yang membuat kita jauh pada kebenaran mengenai diri kita, tidak membohongi diri sendiri,tidak memaksakan diri kita untuk melakukan sesuatu,dan jujur terhadap diri sendiri adalah mau untuk menerima keadaan apapun yg terjadi meskipun terasa hasilnya itu menyakitkan tapi walau bagaimanapun kalau orang tersebut terbiasa jujur dia akan mudah mengucapkan nya apapun resikonya sebagai contoh seperti saat kita melakukan ujian sekolah , jika kita tidak bisa menjawabnya lebih baik menjawab dengan kemampuan diri kita sendiri dan tidak mencontek,. cara kita menanamkan sikap jujur terhadap diri sendiri yaitu :

- Dengan tidak memaksakan kehendak yg jelas-jelas kita mengetahui bahwa diri tidak mampu melakukannya,
- Mengakui kesalahan yg telah diperbuat dan mengevaluasinya, dan
- Percaya pada kemampuan yang dimiliki.

3. Jujur terhadap orang lain

    Jujur terhadap orang lain yaitu berkata atau berbicara sesuai dengan kenyataan sebenarnya atau sesuai fakta, tidak berbicara atau berkata berbohong.
cara kita menyebarkan kebiasaan bersikap jujur kepada orang lain di zaman sekarang yang menganggap kalau kejujuran itu sesuatu yang diragukan. sikap jujur ini terdapat pada diri pribadi, maka dari itu nilai terlebih dahulu pada diri pribadi ingin orang lain percaya atau tidaknya itu masalah yang orang lain miliki, sehingga seharusnya menanamkan sifat jujur pada diri sendiri terlebih dahulu setelah itu ada penilaian orang lain yang melihat ucapan ucapan yg kita lontarkan akan kebenarannya.intinya tanamkan sifat kejujuran pada diri sendiri karena pasti akan ada timbul kepercayaan hingga tidak ada keraguan lagi.

   Lawan dari sikap jujur adalah berbohong. Beebohong adalah salah sayu sikap tercela dandikarang dalam islam, namun di dalam islam berbohong yang dipeebolehkam. Macam-macam kebohongan yang diperbolehkan yaitu ada 3 macam yaitu :

 1). Dalam kondisi al-harb (perang) misalnya dibutuhkan strategi yang kuat untuk mengalahkan lawan, yang tidak mungkin disampaikan secara terang-terangan kepada pihak lawan.

2). Kondisi kedua, berbohong untuk mendamaikan dua pihak yang bertikai dengan cara yang baik pula. Misalnya pihak ketiga (yang mendamaikan) memberikan hadiah kepada ke dua belah pihak yang diatasnamakan pihak yang bertikai. Atau menyampaikan salam berupa pujian kepada keduanya.

3). Kondisi ketiga, yaitu bohongnya suami kepada istri atau sebaliknya dengan tujuan untuk menampakkan rasa sayang berupa pujian atau gombalan, atau berjanji yang tidak wajib. misalnya seorang suami mencicipi kopi buatan istri, lalu suami mengatakan kopi tersebut manis padahal kenyataannya pahit, hal seperti ini diperbolehkan untuk menyenangkan hati istri. Kebolehan berbohong di antara suami-istri ini menjadi haram apabila bersangkutan dengan kewajiban keduanya dalam menjalankan fungsi dan perannya di dalam rumah tangga. Berbohong tidak punya uang padahal uangnya dipakai untuk berjudi misalnya.

B. Memaafkan

     Islam sebagai agama yang mengajarkan nilai-nilai humanisme dalam setiap kehidupan menekankan kepada umatnya agar senantiasa mengedepankan sikap memaafkan atas kesalahan dan memelihara hubungan sosial secara baik dengan sesama pada saat sedang menghadapi situasi perselisihan.
    Bahkan, dalam situasi ketika seseorang mampu untuk mem balas dan lebih tinggi kedudukan secara sosial dari orang yang berbuat kesalahan dengannya, Islam senantiasa mengajarkan umatnya untuk selalu memaafkan dengan penuh kebesaran jiwa dan kelapangan hati.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam ayat:
خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَـٰهِلِينَ
Artinya: ”Jadilah engkau pemaaf dan serulah (manusia) mengerjakan yang ma’ruf (baik) dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Al-A’r. af [7]: 199).

   Ketika turun ayat tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun bertanya kepada Malaikat Jibril, ”Apakah maksud ayat ini, wahai Jibril?” Jibril menjawab, ”Sesungguhnya Allah menyuruhmu memaafkan orang yang telah menzalimimu, dan bersilaturahim terhadap orang yang memutuskan hubungan denganmu.”
    Allah telah memerintahkan kita  :"Jadilah engkau pemaaf." Memaafkan lahir dan batin memang sulit untuk di lakukan bagi seorang manusia normal yg sudah tersakiti hatinya, dengan itu Allah swt mengistimewakan orang-orang yang memaafkan secara lahir dan batin dengan derajat yg paling mulia d sisi Allah swt.selanjutnya Agar kita mudah memaafkankan orang adalah dengan cara tidak selalu memikirkan kesalahannya kepada kita melainkan kita juga harus sesekali memikirkan kebaikan yang pernah dia lakukan kepada kita walaupun hanya satu kali. Lalu ketika memaafkan hanya sebatas ucapan tetapi hati tidak, itu sama saja berbohong karna pada dasarnya semua terletak pada hati,hati yang ikhlas adalah bentuk sebuah pengakuan.
    Jika ada seseorang yang berbuat salah pada kita tetapi dia tidak mau meminta maaf?,bahkan tidak jujur pada dirinya sendiri?. Nah dengan permasalahan seperti itu sikap kita menghadapi orang  tersebut yaitu dengan memaafkan orang tersebut meskipun dia tidak meminta maaf kepada kita, seperti yang terdapat dalam surat Al-a'raf ayat 7 yang Artinya: ”Jadilah engkau pemaaf dan serulah (manusia) mengerjakan yang ma’ruf (baik) dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Al-A’r. af [7]: 199). Dengan menyikapi orang seperti itu dengan cara kita memaafkan nya tanpa dia meminta maaf terjalinnya silaturahmi yang akan tetap berjalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis swot 8 standar pendidikan

Media Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran

Analisis SWOT Sistem Informasi Manajemen di lembaga sekolah formal