Analisis swot 8 standar pendidikan

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hallo temen-temen???
Pertama-tama saya ucapkan terimakasih buat para pengunjung blog saya😁Selamat datang di blog yang insya Allah bermanfaat 😊
Dan saya doakan semoga orang-orang yang ngunjungin blog ini pada sehat dan selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :) perkenalkan saya risa apriani  seorang penulis blogger yang baik hati :D aamin hehe....
Di hari yang indah ini alhamdulillah saya bisa menulis artikel yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua. Aammiin. Buat teman" usahakan membaca ya jangan dilihat selewat doang😃 karna banyak sekali manfaat dari membaca salah satunya menghilangkan stres 😅









Analisis SWOT 8 Standar Nasional Pendidikan
SMA Negri 1 Leuwiliang Bogor
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pemgampu : Ibu Hana Lestari M. Pd


Disusun oleh :
Hadad Ulum
Neneng Wahidatul Hasna
Rinawati
Rizka Isfani
Siti Maryam Khotib
Risa Apriani


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan Islam
Manajemen Pendidikan Islam
Tahun akademik 2019/2020











Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,taufiq ,serta Hidayah-nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa terhaturkan kepada sang pelopor perjuangan Nabi Muhamad SAW, serta  para sahabatnya yang telah berusaha dengan gilang gemilang membawa kita dari lembah kemusyrikan  dan kejahiliyahan  menuju ke jalan yang terang benderang yaitu jalan lurus yang bersaratkan nilai-nilai tauhid dan kemanusiaan.
Tidak terlupa, kami ucapkan terima kasih kepada semu pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian tugas observasi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah hasil observasi ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kami khususnya  dan kita semua. Aamminn
Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan ini, namun karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman maka penulis menyadari adanya kekurangan pada penyusunan laporan ini.








Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
      Observasi ini merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam mengetahui bagaimana mengenai standar nasional pendidikan menggunakan metode Analisis SWOT. Dalam hal ini kami selaku mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam melakukan observasi di SMA Negri 1 Leuwiliang Bogor untuk memenuhi tugas dalam bentuk laporan observasi Analisis SWOT 8 Standar Nasional Pendidikan. Laporan hasil observasi ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Sma negeri 1 Leuwiliang Bogor adalah lembaga kependidikan yang berkembang sejalur dengan arah standar pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan yang sesuai dengan standar nasional. Untuk mengetahui hal tersebut lebih jauh maka kami melakukan observasi mengenai standar nasional pendidikan berbasis sistem informasi manajemen di Sma negri 1 leuwiliang bogor dengan menggunakan metode Analisis SWOT yakni menggali informasi melalui kegiatan wawancara, melihat objek secara langsung dan dokumentasi.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan standar nasional pendidikan?
Apa yang dimaksud dengan Analisis SWOT?
Bagaimana hasil observasi di SMA negri Leuwiliang Bogor mengenai standar nasional pendidikan menggunakan metode Analisis SWOT?
C. Tujuan
Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan standar nasional pendidikan
Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Analisis SWOT
Mengetahui hasil observasi  di SMA negri Leuwiliang Bogor mengenai standar nasional pendidikan.








Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Standar Nasional Pendidikan

     Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan utama yang mengatur tentang standar minimal yang harus terpenuhi dalam pengelolaan oleh segenap penyelenggara sekolah, tuntutan  profesionalisme guru tidk hanya dari pihak pemerintah saja, melainkan juga diminta oleh pihak masyarakat yang memanfaatkan tenaga guru dalam membimbing, mengajar, dan mendidik peserta didik. Alasannya tanpa adanya profesionalisme guru maka akan sangat mustahil siswa dapat mencapai kualitas hasil belajar yang maksimal. Tentunya perlu secara seksama kita lakukan peninjauan kembali kepada undang-undang tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.

    SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah NKRI, yaitu meliputi 8 (delapan) muatan standar, yaitu:

1. Standar Isi

    Pencapaian standar ini yang dilaksanakan oleh sekolah swasta dan sekolah negeri di wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan Curup tidak terdapat perbedaan secara signifikan dalam menyikapi standar nasional pendidikan, akan tetapi pada sekolah swasta ada kepentingan yayasan dalam penyusunan kurikulum sehingga perlu diakomodir dalam kurikulum yang dikembangkan oleh tim. Kondisi ini merupakan penambahan dan bukan penghapusan dari acuan yang diberikan BSNP dalam penyelenggaraan atau pencapaian standar isi yang dilakukan oleh sekolah swasta.

2. Standar Proses

     Penyelenggaraan standar proses yang dilakukan sekolah swasta dan sekolah negeri pada wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan Curup banyak memiliki kesamaan, yaitu dalam hal penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan proses pembelajaran dan supervisi Pembelajaran. Sebagaimana menurut Imron, (2007:73) bahwa “disekolah swasta pada umumnya memiliki manajemen yang tegas dengan kewenangan yang lebih leluasa dalam perencanaan, proses, serta supervisi pembelajaran, ini dikarenakan kewenangan sekolah swasta lebih luas dan dapat bertindak sesuai dengan kebutuhan.”
Menurut Suparno, 2011: 38) bahwa “beda antara sekolah swasta dan sekolah negeri dalam menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya adalah dengan cara yang elegan dan memiliki ciri khas yang menjadi unggulannya dan melalui promosi-promosi tertentu yang lebih giat dari sekolah negeri yang hanya mengandalkan popularitas dan dukungan pemerintah.”
Hal yang demikian merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak swasta mengingat pada saat ini pemerintah tidak memikirkan kelangsungan bagi sekolah swasta akibat banyaknya kepentingan dalam penyelenggaraan sekolah negeri, sehingga sekolah swasta tidak memperoleh siswa bila sekolah swasta hanya berjalan seperti biasa mengikuti kondisi sekolah negeri.

3. Standar Kompetensi Lulusan

     Penerapan standar kompetensi lulusan yang dipersyaratkan oleh BSNP pada sekolah-sekolah memberikan batasan minima yang harus dicapai oleh siswa dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di wilayahnya. Standar kompetensi lulusan yang diterapkan pada sekolah swasta dan sekolah negeri terdapat sedikit perbedaan, dikarenakan ada kepentingan sekolah swasta dalam memberikan ciri khusus terhadap memiliki keahlian tertentu bagi siswa yang mengikuti ekstra kurikuler.
Standar kompetensi lulusan yang dilakukan pengelolaannya oleh manajemen pendidikan di sekolah swasta dan sekolah negeri pada wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan Curup tidak terdapat perbedaan yang mencolok. Akan tetapi sekolah swasta yang memiliki basis sekolah keagamaan atau kejuruan lebih memiliki adanya penekanan pada ciri khas sekolah tersebut sebagai bentuk pembedanya, hal ini merupakan suatu upaya sekolah swasta dalam memberikan ciri tertentu pada lulusannya sebagai produk unggulan sekolah swasta di tengah-tengah masyarakat.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

   Hal ini menurut Sutarrahman, (2007:117) bahwa “guru dan kepala sekolah merupakan pelaku profesi yang harus menerapkan kompetensinya sebagai tenaga pendidik secara maksimal dengan memenuhi beberapa ketentuan, sehingga dapat menciptakan out put yang diharapkan oleh intansi pendidikan.” Selanjutnya Imron, (2007: 132) mengungkapkan bahwa “untuk memaksimalkan potensi sekolah termanfaatkan dalam pengelolaannya, sekolah hendaknya memiliki tenaga administrasi yang mampu dan memahami tentang tata administrasi sekolah, sehingga tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah tidak kehilangan data tentang inventarisasi sekolah.”

5. Standar Sarana dan Prasarana

     Pengelolaan yang dilakukan sekolah terhadap standar sarana dan prasarana yang dimiliki telah dapat disesuaikan dengan standar nasional pendidikan dan tidak memiliki perbedaan yang mendasar pada sekolah swasta dan sekolah negeri. Pelaksanaan pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen sekolah merupakan upaya yang maksimal dilakukan untuk memanfaatkan dan merawat segala sesuatu yang bersifat milik sekolah dalam konteks sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan pendidikan.
Sarana dan prasarana yang dikelola oleh manajemen sekolah swasta dan sekolah negeri terdapat perbedaan dalam prosedur memperolehnya, di mana sekolah swasta dapat meminta bantuan pada pemerintah melalui dana hibah dan juga dapat memperoleh dari pihak yayasannya, sedangkan sekolah negeri hanya bersumber dari dana pemerintah. Hal ini sesuai dengan Tilaar, (2004:3.18) bahwa “faktor lain yang sangat berperan dalam penataan sekolah agar dapat mendukung penyelenggaraan pendidikan secara maksimal adalah terpenuhinya standar sarana dan prasarana sekolah, baik yang bersifat tetap maupun tidak tetap.” Pendapat lain juga dikemukakan oleh Ali, (2008:119) bahwa “sekolah hendaknya memiliki sarana dan prasarana penunjang pendidikan secara baik dan mencukupi semua kepentingan proses pembelajaran, sehingga kegiatan yang dilakukan akan memberikan hasil yang maksimal serta dapat mencapai tujuan pendidikan di sekolah maupun tujuan secara umum tentang kualitas lulusannya.” Pendapat di atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya sarana dan prasarana yang dapat mendukung penyelenggaraan sekolah, baik dalam pembelajaran maupun keadminis-trasian.

6. Standar Pengelolaan

   Standar pengelolaan pada sekolah swasta dan sekolah negeri dalam wilayah kerja UPTDisdik Kecamatan Curup telah memiliki standar nasional pendidikan dan dapat memberikan pengalaman khusus bagi peneliti dalam mengamati dan meneliti semua yang telah dilakukan oleh manajemen sekolah. Pengelolaan yang dilakukan menunjukkan telah berjalan dengan baik dan maksimal, meskipun msaih ada beberapa hal yang harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan tidak bersifat mengintervensi penyelenggara sekolah dalam memanajemen sekolah. Pengelolaan yang dilakukan di sekolah swasta lebih memiliki keleluasaan dan tidak adanya intervensi dari pihak pemerintah dalam manajemen berbasis sekolah yang memenuhi BSNP, sedangkan sekolah negeri sering terjadinya dualism kepentingan dalam pengelolaan sekolah.

7. Standar Pembiayaan

   Standar pembiayaan dalam pengelolaan sekolah swasta dan sekolah negeri yang ada di wilayah kerja UPT-Disdik Kecamatan Curup secara umum telah memiliki orientasi untuk memberikan sebaran pembiayaan sesuai dengan prioritas masing-masing dalam beberapa item pembiayaan. Pelaksanaan RKAS oleh kepala sekolah dan bendahara dilakukan secara terbuka dan bertanggung jawab dan tidak dilakukan hal-hal yang menyimpang dalam pembayaran gaji, honor kegiatan serta pembelajaan barang.
Standar pembiayaan yang dilakukan oleh sekolah swasta dan sekolah negeri berdasarkan BSNP tidak terjadi perbedaan, hanya saja sekolah swasta memiliki sumber biaya yang lebih dari sekolah negeri yang hanya terfokus pada dana yang dibantukan oleh pemerintah melalui dana BOS. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Sergiovanni, (2005:173) bahwa “keuangan sekolah akan sangat tergantung dengan keterbukaan dan ketepatan penggunaan anggaran oleh manajemen sekolah dan bendahara dalam melakukan pembelanjaannya, apabila bagus pengelolaannya maka akan terkesan bagus juga penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.” Pendapat ini menjelaskan betapa pentingnya pengelolaan sekolah dalam hal pembiayaan sekolah untuk dilakukan secara terbuka dan berkeadilan, yang mampu membiayai semua aspek penyeleng-garaan pendidikan secara merata dan memberikan prioritas pada kegiatan yang menyentuh kegiatan kesiswaan.

8. Standar Penilaian

   Pelaksanaan standar pengelolaan penilaian yang dilakukan oleh sekolah swasta dan sekolah negeri telah dilakukan secara kondusif dan memiliki langkah-langkah yang terencana dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Di mana persiapan yang dilakukan dengan membentuk tim, menyusun kisi-kisi, dan menyusun soal secara rapi dan jelas. Pencapaian standar penilaian yang diterapkan di sekolah swasta dan sekolah negeri tidak terdapat perbedaan dan tetap berdasarkan pada BSNP, akan tetapi tindak lanjut hasil penilaian yang dilakukan pada sekolah swasta lebih mendorong pada siswa untuk mampu menuntaskan KKM yang telah ditetapkan. Sebagaimana dijelaskan oleh Sutarrahman, (2007: 149) bahwa “penilaian yang dilakukan oleh sekolah hendaknya terencana dan prosedural, untuk dapat memberikan upaya yang maksimal dalam menarik kesimpulan tentang hasil belajar siswa baik penjenjangan kelas, maupun dalam penentuan kelulusan.” Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh sekolah sudah sesuai dengan keinginan dari penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, karena di sekolah swasta maupun di sekolah.

B. Pengertian Analisis SWOT

    Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan strategis untuk mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha mencapai tujuan, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats), baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
       SWOT merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membuat evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam bisnis. Umumnya SWOT digambarkan dengan tabel pada ukuran kertas yang besar untuk memudahkan analisis hubungan antar aspeknya. Pembuatan analisis SWOT melibatkan tujuan bisnis yang spesifik dan identifikasi faktor internal-eksternal untuk mencapai tujuan tersebut.
Seperti yang sudah disinggung diatas, analisis SWOT melibatkan empat unsur utamanya, yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman). Berikut penjelasan dari masing-masing unsur tersebut:

1. Kekuatan (Strenght)



Strength adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.

2. Kelemahan (Weakness)

Weakness  adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.

3.Peluang (Opportunity)

Opportunity  adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.

4.Ancaman (Threats)

Threats adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi
dimasa depan.

C. Hasil Observasi

a. Standar Isi

 1. Strength (S)

- SMAN1 Leuwiliang sudah menerapkan K13 sejak tahun 2015.
- Silabus dan RPP sudah dibuat menggunakan Sistem Informasi Teknlogi (komputer).

2.Weakness (W)

- Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di Sekolah terlalu lama.

3. Opportunity (O)

- SMAN1 leuwiliang menjadi sasaran utama para calon peserta didik dalam menentukan sekolah.

4. Threat (T)

- Persaingan antar lembaga Sekolah negeri

b. Standar Proses

1. Strength (S)

- Daftar hadir siswa dan guru sudah menggunakan absensi digital (finger Print)
-Sebagian Proses KBM ditunjang menggunakan proyektor.
-Tersedianya Prasarana yang dapat menunjang kegiatan KBM.

 2. Weakness (W)

 - Sering terjadi kesalahan dalam proses identifikasi absensi digital
- Membutuhkan perawatan yang rutin.
- Kegiatan UTS dan UAS masih berbasis kertas.

 3. Opportunity (O)

- Siswa berpeluang untuk bersaing di Era Globalisasi yang serba digital.`

4. Threat (T)

- Pengawasan yang tidak dilakukan dengan ketat
- Membuat siswa dapat mengakses jejaring sosial yang lain sehingga kegiatan kbm tidak efektif

 c. Standar Kelulusan

1. Strength (S)

- Data hasil lulusan sudah berbasis SIM sehingga mudah diakses
- Lulusan SMAN1 Leuwiliang sudah terjamin dari segi kualitas kompetensi dan non kompetensi
   
 2. Weakness (W)

- Tidak semua siswa SMAN 1 leuwiliang masuk PTN

3. Opportunity (O)

- Lulusan SMAN1 leuwiliang memlik peluang yang besar masuk ke PT Negri favorit.

4. Threat (T)

- Pergaulan dan lingkungan yang buruk menjadi ancaman yang mengganggu konsentrasi belajar anak

d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
   
1. Strength (S)

- Dari 52 guru, 27 diantaranya adalah PNS dan 25 guru honorer
- Kualifikasi guru s1 dan S2
- Tenaga pendidik memiliki kompetensi yang sesuai (linier).
- Data guru dan tenaga kependidikan sudah diakses di DAPODIK

2. Weakness (W)

- 25 guru masih berstatus honorer
- Sebagian guru masih memiliki jadwal di lembaga pendidikan lain

3. Opportunity (O)

- Peserta didik mudah memahami materi yang diberikan
- Sekolah akan memiliki peluang meningkatkan mutu.

 4. Threat (T)

- Adanya kebijakan pemerintah tentang mutasi pendidik dan ketenaga pendidikan

e. Standar Sarana dan Prasarana

1. Strength (S)

- Bangunan sekolah milik sendiri
- Lapangan cukup luas
- Memiliki 5 laboratorium komputer, 1 laboratorium biologi, laboratorium fisika, dan laboratorium kimia
- Memiliki 31 ruangan kelas yang cukup nyaman dan dilengkapi dengan speaker yang disediakan untuk memberikan informasi secara mudah.
- Tersedia proyektor sebagai penunjang KBM.

 2. Weakness (W),

- Tidak tersedia laboratorium bahasa secara khusus
- Ada beberapa toilet yang kurang nyaman

 3. Opportunity (O),

- Memudahkan peserta didik  dalam memahami materi pembelajaran
- Melahirkan peserta didik dan lulusan yang berkualitas.
- Menyiapkan peserta didik menjadi lulusan yang bisa bersaing di era globalisasi.

 4. Threat (T),

- Kerusakan yang tidak dapat diduga.
- Lokasi SMAN1 Leuwiliang yang berdekatan dengan lembaga lain.

 f. Standar Pembiayaan

 1. Strength (S)

- Memiliki anggaran tetap dari pemerintah
- Partisipasi peserta didik dalam pembiayaan sekolah
- Pembayaran gaji guru pns via transfer

 2. Weakness (W)

- Transaksi pembayaran SPP masih manual

3. Opportunity (O)

- Mengurangi terjadinya kegiatan penyelewengan gaji oleh oknum tertentu.

4. Threat (T)

- Ada sebagian siswa yang tidak tepat waktu dalam pembayaran SPP.

g. Standar Pengelolaan

1. Strength (S)

- Memiliki rencana kegiatan sekolah yang pasti
- Data peserta didik, guru dan staff  tenaga kerja sudah diakses dalam DAPODIK
   
 2. Weakness (W)

- Rks dibuat berdasarkan tuntutan administrasi
- Masih menggunakan local host
- Alur PPDB belum bisa melalui jalur online

3. Opportunity (O),

-  Standar pengelolaan yang baik terkhusus dalam pembuatan RKS turut menentukan akreditasi

 4.Threat (T),

- Jika ada kerusakan pada laptop atau komputer yang di pakai input data, jadi tidak ada salinan data.

h. Standar Penilaian

1. Strength (S),

- Sman1 leuwiliang sudah mengguankan raport elektronik
- Ujian nasional dilakukan dengan menggunakan sistem IT
- Persiapan yang matang menjelang UN

2. Weakness (W),

- Koneksi lambat,

3. Opportunity (O),

- Mempunyai salinan data e-raport
- Nilai dapat langsung terlihat

4. Threat (T),

- Kerusakan pada alat penunjang UN









BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan

Dari hasil observasi disimpulkan bahwasannya secara keseluruhan SMA Negri 1 Leuwiliang Bogor sudah memenuhi 8 standar nasional pendidikan berbasis sistem informasi manajemen, tetapi ada beberapa hal yang masih menggunakan sistem manual,dan mudah-mudahan hal tersebut dapat teratasi dengan baik. Bisa dikategorikan lembaga pendidikan ini baik karena sasaran utama para calon peserta didik jenjang SMA yaitu melanjutkan ke SMA Negri 1 leuwiliang.

B. Saran

Sebelum melakukan observasi alangkah baiknya mempersiapkan waktu yang cukup baik dan lenggang karena observasi memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang relevan, dan tidak lupa menyusun kerangka pertanyaan secara terstruktur.

C.Solusi dari Risa Apriani

- waktu pembelajaran yang lebih lama dapat membuat siswa terasa berat dan memungkingkan siswa merasa  lelah dalam segi fisik dan psikis, sehingga diperlukan pengurangan waktu pembelajaran agar waktu istirahat maksimal di rumah,dn memberikan waktu luang untuk berkegiatan di rumah.

-  penggunaan teknologi digital dalam KBM harus lebih diperketat yaitu dengan pembatasan waktu, agar siswa tidak mengakses jejaring sosial  sehingga KBM dapat berjalan dengan efektif.

- untuk sarana dan prasarana harus lebih ditingkatkan lagi kenyamanan dan kelengkapannya, agar para calon peseta didik ajaran baru lebih minat untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMA ini dikarnakan lembaga sekolah ini berdekatan dengan sekolah lain.

- sekolah diupayakan melakukan evaluasi dan perbaikan secara terus menerus guna untuk meningkatkan mutu sekolah.

 -  Dalam penggunaan media pendidikan harus ditingkatkan lagi  dalam interaksi belajar mengajar.

- Transaksi pembayaran sebaiknya harus menggunakan metode transfer karena agar lebih memudahkan siswa atau wali murid agar  melakukan pembayaran bisa kapan saja dan tidak perlu datang langsung ke sekolah.

- sekolah harus memiliki teamwork yang kompak, solid, cerdas dan dinamis sebagai basis upaya mewujudkan kepuasan pelanggan.

- pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan harus lebih diefektifkan.

-sekolah diupayakan harus memiliki sustainabilitas untuk menjamin kehidupan sekolah di masa mendatang dan karenanya kreativitas, inovasi sangat diperlukan.



Daftar Pustaka

https://www.silabus.web.id › 8-s...
Hasil web
8 Standar Nasional Pendidikan | SILABUS


https://www.maxmanroe.com › bisnis
ANALISIS SWOT: Pengertian, Unsur, Manfaat, Faktor, dan Contohnya - Maxmanroe.com




  • Okee teman-teman terima kasih sudah membaca,semoga bermanfaat yaa😊 jangan lupa komen ya dengan memberikan kritik dan sarannya🙏





 



Komentar

  1. Mantul bgt sangat inspiratif teh risa, terima kasih banyak sekarang aku jadi lebih tau..sukses selalu🤗

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Wah mantul...informasinya sangat bermanfaat kaka😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Media Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran

Analisis SWOT Sistem Informasi Manajemen di lembaga sekolah formal